Pentingkah Ujian Nasional ?
" ujian nasional "
ganbar : dari google
Kurang lebih lima bulan dari sekarang siswa-siswi sekolah
tingkat akhir baik SD, SMP, maupun SMA akan menghadapi UN(Ujian Nasional) yang
menjadi parameter lulus atau tidaknya mereka ke jenjang sekolah berikutnya.
Siswa-siswi tingkat akhir tersebut mulai disibukkan dengan segala sesuatu yang
bersifat ‘tambahan’ demi untuk sukses menghadapi UN. Bukan hanya mereka yang
disibukkan, para orang tua, dan guru-guru pun ikut keteteran mempersiapkan anak
dan anak didik mereka untuk menghadapi UN.
Tidak sedikit siswa yang merasa terbebani bahkan stres
karena UN, masalahnya
untuk lulus banyak kriteria yang harus terpenuhi.
Pengalaman saya pribadi yang baru satu tahun lalu merasakan menjadi siswa SMA
kelas 12 (kelas tiga), memang cukup terbebani ketika akan menghadapi UN,
ditambah lagi dengan penilaian yang semakin meningkat setiap tahunnya, dan
aturan penilaian yang berubah-ubah setiap tahunnya. Padahal dengan nilai yang
‘dibandrol’ tinggi tersebut, tidak selalu dibarengi dengan peningkatan mutu
pendidikan. UN diadakan dan diurusi langsung oleh dinas yang bersangktan, jadi
semua sekolah di semua daerah seluruh Indonesia mendapatkan kriteria kelulusan
yang sama. Pertanyaannya adalah, apakah setiap daerah di Indonesia mendapatkan
jaminan mutu pendidikan yang sama? Bandingkan sekolah-sekolah ‘high-class’ di
kota-kota besar dengan sekolah-sekolah ‘standart’ di desa-desa yang tertinggal,
apakah dinas yang bersangkutan tersebut bisa menjamin mereka mendapatkan
kualitas pendidikan yang sama bagusnya? walaupun mereka memiliki penjamin mutu
di setiap daerah, menurut saya itu belum bisa menjadi jaminan.
Apakah UN memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pendidikan seorang anak?
Setiap anak menjalani proses pendidikan selama 3-6 tahun di
setiap jenjangnya, dan UN hanya berlangsung 3-5 hari. Apakah kualitas bisa
ditentukan dan dijamin kevalidannya hanya dalam hitungan hari? Meskipun
kriteria kelulusan UN juga dipengaruhi oleh nilai sekolah, dengan presentase
perbandingan 60% (UN): 40%(US). Dengan banyaknya tuntutan seperti itu justru
semakin membuat para siswa terbebani, bahkan mereka yang memiliki prestasi yang
cukup baik, apalagi dengan mereka yang biasa-biasa saja atau bahkan kurang. UN
seakan-akan menjadi momok yang mengharuskan mereka untuk mencapai kata lulus
dan menghidari jauh-jauh kata tidak lulus dengan cara apapun. Karena jika tidak
lulus tentunya ada beban moral yang akan ditanggung oleh siwa, orang tua dan
pihak sekolahnya. Tidak heran jika banyak terjadi kecurangan saat mendekati
maupun saat berlangsunya UN(tapi tidak semua seperti itu).
Meningkatnya nilai di raport secara ‘fantastis’, bocoran
soal dan jawaban beredar, itu bukan rahasia lagi sekarang. Apakah itu bagian
dari sistem pendidikan? Ketika proses belajar selama bertahun-tahun di sekolah
‘digadaikan’ hanya untuk hitungan hari. Pendidikan itu bukan hanya perkara
mendapatkan nilai diatas selembar kertas, tapi bagaimana nilai tersebut
didapat. Pendidikan itu bagaimana ketika siswa berhasil melalui proses,
mengalami gagal, lalu mencoba lagi, gagal lagi, dan terus mencoba dan belajar
sampai berhasil untuk menjadi bisa, bukan ketika siswa mendapatkan nilai bagus
tanpa usaha. Pendidikan yang baik itu mengedepankan dua hal, intelektualitas
dan moralitas, apa jadinya ketika seseorang pintar tapi tidak bermoral? Atau
seseorang bermoral tapi tidak memiliki kepintaran? Ketika sistem pendidikan
lebih menghargai hasil ketimbang proses, maka siswa akan terbiasa mencari
kesuksesan dengan cara instan tanpa perlu berusaha dan belajar dari suatu
proses.
Tidak ada yang salah dengan UN, memang pendidikan di
Indonesia membutuhkan tolak ukur atau standarisasi untuk menentukan kualitas
pendidikan bagi para pelajar, karena pendidikan yang tanpa standarisasi pun
akan menjadi tidak berkualitas. Tapi seharusnya sebelum memilki standarisasi
nilai, harus lebih dulu ada jaminan standarisasi mutu pendidikan yang sama
kualitasnya di setiap sekolah di semua daerah di Indonesia. Sebelum mencapai
hasil akhir yang baik, siswa juga harus mendapatkan proses pendidikan dengan
mutu yang berkualitas agar hasil akhir yang dicapai juga berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi, sebelum menstandarisasi nilai harus lebih dulu
menstandarisasi mutu pendidikannya. Tidak adil rasanya ketika kerja keras para
siswa dengan bimbingan guru serta orang tuanya selama bertahun-tahun ditentukan
hanya dengan hitungan hari, dan ketika proses menjadi runtutan fase yang tidak
lebih penting dibandingkan hasil yang berupa nilai diatas selembar kertas,
padahal cara terbaik untuk belajar adalah dari pengalaman yang hanya bisa
terjadi karena adanya proses, juga ketika moralitas(baca kejujuran) sudah
menjadi hal yang tidak penting dalam mencapai sebuah hasil. Proses yang panjang
dan berjalan baik memang belum tentu akan menghasilkan hasil yang baik, tapi
setidaknya para siswa bisa belajar tentang kerja keras dan semangat. Para siswa
inilah yang nantinya akan menjadi generasi penerus Bangsa, untuk menjadikan
Bangsa ini maju dan benar-benar ‘merdeka’ yang dibutuhkan tentunya kerja keras
melalui serangkaian proses panjang yang disertai kecerdasan dan moralitas yang
memadai, bukan hanya dalam hitungan hari lalu ‘menyulap’ Indonesia, bagaimana
bisa para siswa tersebut menghargai sebuah proses dan menjalaninnya dengan
cerdas dan bermoral, ketika sistem membiasakan mereka untuk lebih mementingkan
hasil?
Well, that’s just my opinion. You may agree or disagree for
it. Thank’s for reading:)
0 Response to "Pentingkah Ujian Nasional ? "
Posting Komentar